Minggu pagi, hari yang buat sebagian besar orang digunakan untuk melakukan aktifitas yang disukai. Sebagai sebuah jeda dari rutinitasnya. Sebuah hiburan atas kepenatan. Sebuah hadiah atas usahanya. Sebuah spasi dari rangkaian kesibukan. Sebagai sebuah senja bagi putaran waktunya.
Minggu pagi, tak biasanya, aku mandi sepagi mungkin. Menenggelamkan diri dengan kesibukan menyiram taman yang tak rapi. Menyeduh teh dan menikmati pisang goreng yang tak habis semalam. Minggu pagi ini, tidak biasa.
Matahari mulai tinggi, kicau burung tinggal sesekali. Satu-persatu sahabat berdatangan. Pak Kepala Desa desa sebelah yang masih muda datang paling awal. Sosoknya yang energik meski dengan pakaian santai tak mengurangi kesan cerdas dan penuh semangat di mukanya. Beberapa tahun menjadi mahasiswa dan aktivis di Jogjakarta membuat pemikirannya terbuka serta memiliki jaringan yang luas.
Disusul kemudian oleh seorang perempuan muda yang konsen di bidang pendidikan anak usia dini di kota kecil kami. Jadwal yang padat di beberapa lembaga pendidikan membuat perempuan perkasa ini hampir tidak memiliki waktu untuk dirinya sendiri.
Yang berikutnya hadir adalah kakak-beradik yang memiliki dunia berbeda satu sama lain. Sang kakak yang mengembangkan pendidikan kerakyatan di desanya yang diberi nama Sekar Kampoeng. Sebuah komunitas pendidikan yang tidak berbatas usia, ruang kelas maupun materi belajar tertentu, yang diadopsi dari Sekolah Alternatif Qoryah Thayyibah Salatiga. Sementara adiknya sibuk mengembangkan ekonomi kerakyatan dalam bentuk bank sampah dan pengembangan kreatifitas anak muda di kampungnya.
Berlima termasuk saya, yang masih berstatus pengangguran *curhat*, kami bertemu minggu pagi ini untuk memulai sebuah media silaturrahmi di kota kami untuk saling berbagi ide, menularkan konsep ataupun menawarkan gagasan satu sama lain di bidang masing-masing. Pada pertemuan awal pagi hari ini, sebetulnya kami baru akan membahas teknis pelaksanaan media silaturrahmi ini, namun obrolan mengenai beragam ide dan gagasan yang menarik tak mampu dihindari berlompatan di antara kami.
Meski cuma berlima, pada pertemuan berikutnya, kami berencana mengajak lebih banyak orang untuk terlibat dalam media komunikasi yang kami namai JEPARA IDEA SHARE ini.
Tujuannya sederhana, setiap manusia adalah perencana yang baik. Namun tidak semua rencana mampu dilakukan sendiri dengan baik. Seringkali ada gagasan-gagasan yang jika dilakukan oleh orang lain akan lebih baik hasilnya. Dan kami bahagia untuk itu.
Adakah minggu pagi mu bahagia, kawan?
gambar dari sini
October 23, 2011
Categories: gagasan . . Author: mas bejo . Comments: 2 Comments